Foto: MOU EPC Project RDMP Kilang Balikpapan diselenggarakan di Gedung Utama, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta. (Ist Pertamina) |
Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memastikan pembangunan proyek kilang Tuban tetap dilakukan di lokasi awal, tidak jadi dipindah ke Situbondo.
"Kilang minyak Tuban tidak pindah lokasi, tetap," kata Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Lebih lanjut, Arcandra menjelaskan, dibatalkannya pembangunan kilang minyak di Situbondo telah melalui tahap kajian menyeluruh. Ia menjelaskan, Tuban tetap terpilih menjadi lokasi pembangunan kilang karena di sana sudah tersedia aset, seperti petrokimia.
"Dengan begitu, kilang minyak itu bisa diintegrasikan petrokimia, sehingga memberikan nilai tambah," tuturnya.
Arcandra juga mengatakan, saat ini proses pembangunan kilang Tuban masih dalam proses pembebasan lahan. Adapun, Arcandra menilai, kilang harus bisa fleksibel agar bisa menjawab tantangan perkembangan mobil listrik yang sudah mulai dilakukan.
"Kilang harus bisa jadi fleksibel. Jadi shifting mobil listrik tidak masalah karena desain kilangnya diubah menjadi petrokimia," ucapnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memang memiliki opsi untuk memindahkan lahan pembangunan kilang di Tuban menjadi di Situbondo, yang merupakan lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
"Iya ada masalah lahan. Ada ide untuk ubah lokasi, tetapi masih opsi. Apakah tetap di Tuban atau ke Situbondo," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Adapun, sebagai informasi, usulan pemindahan lokasi ini memang diusulkan Pertamina sejak beberapa bulan lalu. Alasannya karena lahan seluas 800 hektare di Tuban, 50%-nya merupakan tanah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang kepemilikannya sulit diambil Pertamina.
Dalam membangun kilang Tuban ini, Pertamina pun bermitra dengan perusahaan migas raksasa asal Rusia, Rosneft. Diperkirakan produk BBM yang nanti akan dihasilkan kilang Tuban adalah gasoline sebesar 80.000 barel per hari, Solar 99.000 barel per hari, dan Avtur 26.000 barel per hari.
Sedangkan untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun. (gus)
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20181213200112-4-46346/kilang-tuban-tidak-jadi-pindah-ke-situbondo