Kilang Tuban Tidak Jadi Pindah ke Situbondo

Foto: MOU EPC Project RDMP Kilang Balikpapan diselenggarakan di Gedung Utama, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta. (Ist Pertamina)



Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memastikan pembangunan proyek kilang Tuban tetap dilakukan di lokasi awal, tidak jadi dipindah ke Situbondo.

"Kilang minyak Tuban tidak pindah lokasi, tetap," kata Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Lebih lanjut, Arcandra menjelaskan, dibatalkannya pembangunan kilang minyak di Situbondo telah melalui tahap kajian menyeluruh. Ia menjelaskan, Tuban tetap terpilih menjadi lokasi pembangunan kilang karena di sana sudah tersedia aset, seperti petrokimia.

"Dengan begitu, kilang minyak itu bisa diintegrasikan petrokimia, sehingga memberikan nilai tambah," tuturnya.

Arcandra juga mengatakan, saat ini proses pembangunan kilang Tuban masih dalam proses pembebasan lahan. Adapun, Arcandra menilai, kilang harus bisa fleksibel agar bisa menjawab tantangan perkembangan mobil listrik yang sudah mulai dilakukan.

"Kilang harus bisa jadi fleksibel. Jadi shifting mobil listrik tidak masalah karena desain kilangnya diubah menjadi petrokimia," ucapnya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memang memiliki opsi untuk memindahkan lahan pembangunan kilang di Tuban menjadi di Situbondo, yang merupakan lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

"Iya ada masalah lahan. Ada ide untuk ubah lokasi, tetapi masih opsi. Apakah tetap di Tuban atau ke Situbondo," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

Adapun, sebagai informasi, usulan pemindahan lokasi ini memang diusulkan Pertamina sejak beberapa bulan lalu. Alasannya karena lahan seluas 800 hektare di Tuban, 50%-nya merupakan tanah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang kepemilikannya sulit diambil Pertamina.

Dalam membangun kilang Tuban ini, Pertamina pun bermitra dengan perusahaan migas raksasa asal Rusia, Rosneft. Diperkirakan produk BBM yang nanti akan dihasilkan kilang Tuban adalah gasoline sebesar 80.000 barel per hari, Solar 99.000 barel per hari, dan Avtur 26.000 barel per hari.

Sedangkan untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun. (gus)


Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20181213200112-4-46346/kilang-tuban-tidak-jadi-pindah-ke-situbondo 

Pengajian Umun Dalam Rangka Peringatan Tahun Baru Islam 1440 H



Hadirilah Pengajian Umum Dalam Rangka Peringatan
 Tahun Baru Islam 1440 H

Hari : Selasa Malam Rabu
Tanggal : 18 September 2018
Pukul: 19:00 Wib
Pembicara : Kh.Anwar Zahid (kanor - Bojonegoro)
Tempat : Masjid An-Nur (Dusun.Sumur Waru)
Ds.Remen Kec.Jenu Kab.Tuban

Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk menutut ilmu 


وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ:وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (H.R Muslim)

Pemkab Tuban Setengah Hati Beri Bantuan Hukum Camat Jenu

Pemkab Tuban Setengah Hati Beri Bantuan Hukum Camat Jenu

15688 600x600
Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein.




Dilansir dari SuaraBanyuurip.com
Tuban- Wakil Bupati Tuban, Jawa Timur, Noor Nahar Hussein, angkat suara terkait dilaporkannya Camat Jenu, Moch Maftuchin Riza, Kades Remen, Eko Prasetyo dan Mentoso, Saji oleh warga ke polisi.

Dua hari setelah pelaporan tersebut, wabup dua periode mengaku masih berpikir ulang untuk memberi bantuan hukum, jika kasus ini berlanjut ke meja hijau.
"Kami belum tahu apakah ketiga pejabat publik di Kecamatan Jenu ini benar-benar melanggar hukum," ujar Wabup Tuban kepada suarabanyuurip.com, di Komplek Pendopo Krida Manunggal Tuban, Selasa (31/7/2018).

Dijelaskan jika perbuatan ketiganya dengan menandatangani surat pernyataan masuk pidana biar diselesaikan kepolisian. Saat ini Pemkab juga belum tahu, apakah laporan warga bisa ditindaklanjuti atau tidak.

Adanya pelaporan ini, Noor Nahar akan menanyakan kepada yang bersangkutan bagaimana proses sampai terjadinya pendatanganan. Apabila tanda tangan tersebut sifatnya pribadi, tentu lain dan pemkab tidak bisa berbuat apa-apa.

"Saya kaget saat dikonfirmasi media, karena benar-benar tak tahu. Justru wartawan lebih cepat tahu dari kami," jelasnya.

Informasi yang diterima Wabup, ada beberapa orang telah mendatangi camat maupun kades dengan membawa surat yang sudah jadi, dan mendapat persetujuan warga, dan hal ini merupakan kecerobohan yang luar biasa.

"Itu yang salah kan kata-katanya dalam surat pernyataan yang mengatasnamakan warga," tegas pria kelahiran Rengel ini.

Noor Nahar lebih setuju apabila kasus ini segera diproses hukum agar jelas siapa saksi, dan siapa yang membawa surat akan dipanggil semuanya.  Selain itu pula, akan terlihat apakah ada skenario jebakan.

"Biar polisi nanti yang menelusurinya, karena informasi yang diterima Pemkab berbeda antara camat, kades, maupun masyarakat Remen dan Mentoso," ucapnya.

Atas kejadian ini, Wabup meminta semua pejabat publik seperti Camat maupun Kades untuk lebih hati-hati. Jangan sampai menandatangani surat yang isinya mengatasnamakan warga, karena sangat berisiko.

"Beda lagi kalau camat merekomendasikan buka rekening di BNI titik. Terlepas ada yang mau dan tidak bukan urusan lagi," imbuhnya.

Soal bantuan hukum, Wabup akan melihat substansinya dulu. Apabila melekat tugas dari Pemkab tentu akan dibantu, sebaliknya jika itu jebakan lain lagi ceritanya.

"Saat ini juga belum ada signal apakah Camat Jenu ini dimutasi atau tidak," tandasnya.
Sebatas diketahui, puluhan warga Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu melaporkan tiga pejabat publik ke polisi pada Senin (30/7) siang. Dasar pelaporan ini setelah pada tanggal 2 Juli 2018, beredar surat pernyataan yang ditandangani ketiganya yang isinya tidak benar.

Melalui surat pernyataan tersebut, ketiganya bertindak mewakili warga masyarakat, seolah-olah ada kesepakatan warga untuk menjual tanahnya kepada proyek pembangunan Kilang NGRR Tuban patungan Pertamina-Rosneft.  Sekaligus memberikan hak hanya kepada Bank BNI Cabang Tuban untuk mengelola pembayarannya, yang penggunaanya dapat merugikan baik pemilik tanah maupun pihak perbangkan yang lain.

Pelapor satu, Suwarno, asal Desa Mentoso, menegaskan, masyarakat Desa Remen dan Mentoso tidak pernah membuat kesepakatan semacam itu dan justru sebaliknya, masyarakat dengan gigih menolak untuk menjual tanah kepada proyek Pertamina/Rosneft.(aim)



Sumber: http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/pemkab-tuban-setengah-hati-beri-bantuan-hukum-camat-jenu

Wabup Tuban Minta Warga Remen Tunggu Amdal Terminal LPG

Wakil Bupati, Noor Nahar Hussein



Dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
Tuban- Setelah membaca surat warga Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Wakil Bupati, Noor Nahar Hussein, meminta warga untuk menunggu dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) Terminal LPG proyek PT Pertamina (Persero) keluar. Tanpa melihat dokumen tersebut, siapapun belum tahu pasti dampak dari proyek di lahan seluas 60 hektare itu. 
"Tembusan itu ada, sudah saya lihat dan biasa saja," ujar Wabup Noor Nahar, kepada suarabanyuurip.com, saat ditemui di gedung DPRD Tuban, Rabu (25/7/2018).
Wabup dua periode itu, menegaskan akan melihat dulu prosedurnya seperti apa. Secara detail pemkab belum mengetahui rencana pembangunan terminal LPG.
Jika Amdal sudah keluar, tentu bisa dilihat seberapa serius dampaknya. Begitupula berapa radius itu berdampak bagi pemukiman penduduk. 
Kalau ada dampak jelas, pemkab akan bertindak tegas. Pertamina harus mengeliminir, sekaligus memberikan jaminan kepada penerima dampak. 
"Kalau ada dampak negatifnya harus ada kompensasi," terang pria kelahiran Kecamatan Rengel ini. 
Noor Nahar mengaku heran, kwnapa masyarakat Remen heboh lebih awal. Padahal di Kilang PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) yang memproduksi LPG juga biasa saja.
"Kita semua juga belum tahu nantinya Terminal LPG bagaimana," ucapnya
 Ditegaskan oleh Noor Nahar, jika Pemkab tidak akan diam dan berpangku tangan melihat warganya yang sengsara. Apabila jelas ada dampak, tentu pihaknya tidak akan memberikan izin ke proyek tersebut. 
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Remen, telah menyurati beberapa pejabat publik di kabupaten dan provinsi terkait penolakannya terhadap proyek Terminal LPG. Surat sebanyak enam lembar itu, berisi kajian hukum yang mengganjal proyek di atas lahan Pertamina seluas 6 hektare.
“Surat itu saya kirimkan ke Bupati Tuban, Ketua DPRD Tuban, Gubernur Jatim, Kepala Biro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jawa Timur, Dirut Pertamina, dan tembusannya ke beberapa intansi terkait,” pungkas warga Remen, Soewarto Darmandi, S.H. (aim)


Dorong Desa Aktifkan Web, Camat Jenu Bidik Inovasi Baru



Di lansir dari blokTuban.com – Di awal menjabat, Camat Jenu yang baru, Moch.Maftuchin Riza mencoba untuk memompa semangat para staff yang ada di kecamatan dan desa agar segera mengaktifkan (online) website desanya masing-masing. Inovasi tersebut dilakukan agar desa di kecamatan Jenu dapat masyarakt lebih luas dengan segala potensinya.

Dikisahkan Riza, sapaan karibnya, satu bulan yang lalu baru dua desa yang sudah online. Padahal jumlah desa yang ada di Kecamatan Jenu ada 17 desa. Untuk itu, pihaknya bersama Dinas Komunikas dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tuban, mengadakan Sosialisasi dan Pelatihan Website Desa Serta Aplikasi Taprose Temanku.

“Sampai hari ini Insyaaallah  15 desa dan harapan kami di bulan Juli ini tuntas 17 desa sudah online semua,” ungkap Camat Terbaik ke-5 lomba Sinergitas Kecamatan Tingkat Provinsi Jawa Timur tersebut.

Dengan online-nya website desa tersebut, Camat kelahiran Bojonegoro ini  berharap agar desa dapat mempromosikan berbagai jenis kegiatan dan produk unggulan masing-masing. “Dari Tuban Smart City menuju Jenu Smart Village,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan dan Pengembangan Teknologi Informasi Diskominfo Tuban Agus Heru menuturkan, ketika pelaksanaan Sosialisasi dan Pelatihan Website Desa pada Senin (9/7/2018) lalu, sebanyak 12 desa telah mengaktifkan website desanya (online). Dengan aktifnya web desa itu, pihaknya menilai ada komitmen kuat dari desa-desa.

“Mereka mempunyai komitmen untuk mengaktifkan semua website desa pada bulan Juli ini,” tegas Agus.

Website desa tersebut, lanjut Agus, juga dalam rangka untuk menunjang kegiatan Smart City Yang harus dimulai dari Smart Village.Di dalam Website desa tersebut, Diskominfo Tuban, memberikan aplikasi yang bernama SID (Sistem Informasi Desa) yang bersifat gratis. 

“Dalam SID tersebut terdapat fitur surat menyurat, yang sudah sesuai dengan stardar resmi dari Pemkab, sehingga bisa digunakan untuk dikelola admin website desa. Ke depan, sistem tersebut akan kita online-kan dari desa ke kecamatan,” tukas dia.

Selain itu, pihaknya juga akan menggunakan Quick Respon (QR) Code sebagai pengganti tanda tangan digital. Dengan catatan pihaknya terlebih dahulu bekoordinasi kepada Bagian Umum yang mempunyai wewenang dalam surat menyurat.

Pihaknya mengimbau, agar admin desa terus aktif dalam mengelola website desa dan aplikasi SID tersebut. Sangat disayangkan jika tidak dimaksimalkan, karena ini untuk mempermudah.

Ia juga menargetkan dalam dua tahun ke depan, masyarakat Tuban tidak perlu ke kecamatan atau kabupaten untuk mengurus administrasi kependudukan. “Itu salah satu bentuk smart village,” tutup Agus. [rof/ito]


Sumber: http://bloktuban.com/berita-read.php/?show=15389-dorong-desa-aktifkan-web-camat-jenu-bidik-inovasi-baru.html

Pemkab: Pembangunan Terminal LPG Pakai Lahan Pertamina


Di lansir dari blokTuban.com - Rencana pembangunan terminal Liquified Petroleum Gas (LPG) oleh Pertamina di sekitar Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, akan dilakukan di lahan milik perusahaan sendiri.
Sekretaris Daerah Tuban, Budi Wiyana, menjelaskan tidak ada peraturan yang dilanggar oleh Pertamina untuk membangun terminal LPG di tempat itu. Lahan yang akan dipergunakan bukan milik warga.
"Karena lokasi atau lahan yang akan dipakai sebagai pangkalan milik Pertamina sendiri," kata Budi Wiyana, Selasa (10/7/2018).
Dengan begitu, kata Budi, tidak ada aturan yang dilanggar oleh perusahaan milik pemerintah itu. Begitu juga tidak ada pelanggaran dengan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tuban karena tempat itu memang diperuntukan buat kompleks industri.
"Tidak ada yang salah terkait rencana pembangunan terminal LPG oleh Pertamina. Lahan juga milik perusahaan," terang Budi.
Hanya saja Pertamina harus melengkapi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan merevisi ijin lingkungan ataupun Amdal untuk pengembangan pembangunan.
Terkait keberatan sebagian warga dengan berbagai alasan, Sekda meminta hal itu bisa dimasukkan dalam rekomendasi dokumen Amdal perusahaan kedepan.
Sebelumnya, sebagian warga Desa Remen mendatangi balai desa setempat. Salah satu hal yang ditanyakan kepada kepala desa, yakni terkait rencana pembangunan terminal LPG sebagai pengembangan terminal BBM. 



Selain Kilang Minyak Tuban, Warga Juga Tolak Terminal LPG



dilansir dari SuaraBanyuurip.comAli Imron

Tuban- Ratusan warga Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur hari Senin (2/7) kembali bergerilya menolak pembangunan pabrik Terminal LPG. Pabrik gas LPG ini merupakan proyek awal, sebelum Kilang Minyak NGRR Tuban, patungan Pertamina dengan Rosneft Oil Company asal Rusia. 

"Kami menolak adanya Terminal LPG di Remen," ujar Korlap Warga Remen, Rusdiono (44), kepada suarabanyuurip.com, disela unjuk rasa di Balai Desa Remen. 

Mewakili warga, Rusdiono mengaku tak ingin hidup dikepung industri padat modal dengan resiko kegagalan teknologi tinggi. Sebelum bergerak lebih jauh, warga meminta kejelasan dari Kepala Desa (Kades) Remen, Eko Prasetyo, dkarenakan pada waktu lalu, sempat bertemu Pertamina Pusat di Jakarta membahas Terminal LPG. 

Sayangnya harapan warga bertepuk sebelah tangan. Ketika Eko Prasetyo ditelepon Sekdes Remen, mengaku sedang berada di luar kota. Warga geram dan menuding Kades tak transparan, dan sempat terjadi adu mulut dengan Pemdes. 

"Kami ingin mendengar langsung jawaban dari Kades bukan yang lain," tegasnya. 

Tak lebih dari dua jam, ratusan warga mengepung Balai Desa. Apabila Kades tak kunjung datang, warga sempat mengancam akan menyegel gerbang balai desa. 

Suasana sempat tak terkendali, dan mulai reda setelah Pemdes Remen mengumumkan ke warga akan mengadakan pertemuan pada Rabu (4/7) besok. Pertemuan resmi ini sudah disetujui Kades lewat telepon, disaksikan polisi, Pol PP, TNI, dan warga.  

Sekdes Remen, Tantomo, menyatakan tidak tahu tujuan Kades ke luar kota di jam dinas. Saat ditelepon, Kades Eko hanya menjawab kalau masih ada kepentingan di sana.

"Tak tahu apa tujuannya di luar kota," sergahnya.

Tantomo sendiri sudah beberapa kali mengingatkan ke Kades, jika warga ingin datang ke balai desa untuk menanyakan Terminal LPG. Dengan sangat terpaksa, pertemuan ditunda dua hari lagi. 

Soal hasil pertemuan Kades di Jakarta waktu lalu pun, Sekdes tak mengetahuinya. Dia hanya tahu Kades berangkat dan pulang dari Ibukota setelah bertemu manajemen perusahaan Pertamina. 

"Sampai detik ini saya tak tahu apa-apa hasil dari Jakarta," pungkasnya. 

Sebatas diketahui, sebelum meluruk balai desa, warga terlebih dahulu berkumpul dan melakukan doa bersama ke leluhur dan Tuhan YME. Tepatnya di Sumur Gede warga mengelilingi sumur, kemudian berdoa dilanjutkan makan bersama. (aim)

 

sumber: http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/selain-kilang-minyak-tuban-warga-juga-tolak-terminal-lpg

Sidang Itsbat, Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1439 Hari Kamis

Sidang Itsbat, Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1439 Hari Kamis

ini alasan mengapa sidang isbat selalu digelar tertutup



dilansir dari blokTuban.com - Berdasarkan keputusan sidang isbat, Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan tanggal 1 Ramadan 1439 H jatuh pada hari Kamis (17/5/2018) lusa. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kemenag Republik Indonesia, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).

“1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis tanggal 17 Mei tahun 2018,” ujar Menag Lukman.

Keputusan ini diambil berdasarkan hasil hisab dan rukyatul hilal di 95 titik yang telah ditentukan dengan 32 laporan yang sudah diterima. Salah satunya dilaksanakan di Bojonegoro, tepatnya di Bukit Wonocolo dan di Tuban di Bukit Banyuurip.

“Posisi hilal di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk mulai minus satu derajat 36 menit sampai 0 derajat 25 menit,” katanya.

Oleh karena itu, bulan sya’ban saat ini disempurnakan, istikmal menjadi 30 hari. Malam ini, jelas Lukman, adalah tanggal 30 Sya’ban.

Penetapan 1 Ramadan ini juga dihadiri berbagai elemen masyarakat bahkan Duta Besar negara-negara sahabat. Hadir pulaKetua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. [lis]

sumber: http://bloktuban.com/artikel-read.php/?show=14695-sidang-itsbat-pemerintah-tetapkan-1-ramadan-1439-hari-kamis.html
Targetkan H-10 Lebaran, Jembatan Widang-Babat Sudah Bisa Dilewati

Targetkan H-10 Lebaran, Jembatan Widang-Babat Sudah Bisa Dilewati

Kepala BBPJN Wilayah VIII I Ketut Dharmawahana bersama Kapolda 2

di lansir dari kabartuban.com – Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII bergerak cepat menangani jembatan penghubung antara Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Tuban yang ambruk, Rabu (18/4/2018). Pasca peristiwa tersebut, mereka akan segera melakukan perbaikan dan membangun kembali bentang jembatan yang putus.

Langkah cepat itu dilakukan, karena posisi jembatan yang cukup vital. Selain menjadi penghubung utama antara Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Tuban, juga menjadi jalur utama mudik untuk wilayah Pantura. Maka, perbaikan sebelum lebaran datang wajib dilakukan.

“Itu (mempercepat pembangunan) sudah menjadi rencana kami. Nanti, begitu investigasi selesai, akan langsung kita bangun. Sebab, kalau tidak, lalu lintas mudik, khususnya pantura akan kacau,” kata Kepala BBPJN Wilayah VIII I Ketut Dharmawahana, ketika ditemui di lokasi.

Ketut memastikan, bila tidak ada kendala proses perbaikan jembatan memerlukan waktu 1,5 bulan. Proses cepat bisa dilakukan karena kondisi konstruksi dasar jembatan (tiang penyangga) masih baik. Sehingga tinggal memasang bentang baja yang putus.

“Akan kami cek ketersediaan bahan di pusat. Kalau ada, bisa langsung kami pasang. Kemungkinan awal Juni 2018 bisa dilalui,” katanya kepada.

Ketut menargetkan, pada H-10 lebaran seluruh perbaikan jembatan sudah selesai. Sehingga saat lebaran tiba, jembatan sudah bisa dilalui. Karena itu, dia berharap proses investigasi dan penyelidikan ambruknya jembatan bisa cepat selesai.

Sementara itu, Kapolda Jawa Timur, Irjen polisi Machfud Arifin mengatakan, hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan rapat koordinasi di Kantor Kecamatan Widang.

“Diharapkan dari rapat koordinasi ada solusi yang cepatlah untuk proses mengevakuasi truck,” terang Kapolda Jatim.

Diberitakan sebelumnya, proses evakuasi bangkai truk yang terperosok dalam sungai mengalami kendala dan medan yang begitu sulit, dan perlatan yang belum memadai. (Dur)

 

Sumber: http://kabartuban.com/targetkan-h-10-lebaran-jembatan-widang-babat-sudah-bisa-dilewati/22317

Kadishub Tuban Sebut Akibat Tiang Jembatan Geser

Kadishub Tuban Sebut Akibat Tiang Jembatan Geser

14890 600x600

Dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban- Ambruknya jembatan lama penghubung Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban - Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Selasa (17/4/2018), ternyata sudah diprediksi jauh hari oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tuban, Muji Slamet. Diduga kuat ambruknya jembatan sepanjang 60 meter ini, karena tiang penyangganya begeser akibat tergerus arus Sungai Bengawan Solo. 

“Tiangnya yang geser karena tergerus arus sungai," ujar Muji Slamet kepada suarabanyuurip.com, di lokasi kejadian, Selasa (17/4/2018).

Mantan Camat Soko ini, membenarkan jika jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro ini diresmikan sekitar tahun 1983. Dikarenakan wilayah hulu banyak penambang pasir tradisional ilegal, akhirnya tiang jembatan geser dan akhirnya ambruk. 

Jembatan yang ambruk ini, juga tercatat sudah rusak dua kali. Pertama bulan Juli 2015, dan November 2017.

Pihaknya mengaku sebelum kejadian ini sudah memberi peringatan kepada pengguna jalan agar tidak melintas jembatan tersebut. Namun tanpa disertai tanda-tanda, jembatan yang melintang di atas Sungai Bengawan Solo itu siang ini mendadak ambruk. 

“Karena ini kewenangannya pusat kami akan mengkoordinasikannya," janjinya.

Sebagaimana diketahui, ada dua korban tewas yang berhasil dievakuasi dan satu korban masih terjepit diantara truk. Petugas di lokasi juga masih menunggu alat berat untuk evakuasi korban. (aim)

 

Sumber:http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/kadishub-tuban-sebut-akibat-tiang-jembatan-geser

Jembatan Babat ambruk - Dua Tewas, Satu Korban Masih Terjepit Truk

Jembatan Babat ambruk - Dua Tewas, Satu Korban Masih Terjepit Truk

14886 600x600

Dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban- Insiden ambruknya jembatan lama di jalur nasional penghubung Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban – Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Selasa (17/4) sekitar pukul 11:00 WIB, mengakibatkan tiga orang  jatuh ke sungai Bengawan Solo. Dua korban tewas sudah berhasil dievakuasi, sedangkan satunya masih terjepit diantara truk yang terjatuh. 

"Ada dua yang meninggal dan satunya masih terjepit," ujar Kapolres Tuban, AKBP Sutrisno Hr, 

Polisi masih belum memastikan identitas tiga korban. Dua korban yang tewas langsung dibawa ke RSUD Koesma Tuban. Sedangkan pengemudi lain yang selamat dirujuk ke puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan.

Saat ini petugas masih menunggu alat berat untuk menarik tiga truk dan satu motor. Sekaligus mengoptimalkan tenaga yang ada untuk menolong satu korban yang masih terjepit truk yang terjatuh di sungai.

"Kami masih menunggu alat berat," tukasnya. 

Data yang dihimpun suarabanyuurip.com di lapangan, diantara identitas korban yang meninggal bernama Muhlisin (46), dan Arif selaku sopir truk. Untuk identitas korban yang selamat masih belum diketahui. (aim)

 

Sumber: http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/dua-tewas-satu-korban-masih-terjepit-truk

 

Jembatan Lama Widang-Babat Ambruk


Dilansir dari suarabanyuurip.com 

Jembatan penghubung antara Kecaman Widang Kabupaten Tuban dengan Babat Kabupaten Lamongan Widang-Babat,  Kabupaten Lamongan, di sisi selatan (jalur Lamongan menuju Tuban) ambruk,  sekitar pukul 10 pagi tadi, Selasa (17/04/2018).

 dalam peristiwa tersebut, Ada tiga truk dan satu motor yang jatuh ke sungai," kata Kanit Turjawali Polres Tuban, Ipda Asik Samsul Hadi, saat dikonfirmasi suarabanyuurip.com di lokasi kejadian, Selasa (17/4/2018).

Untuk kronologi awal, Asik masih meminta keterangan dari saksi dan pemilik kendaraan yang terlibat. Sekaligus mengamankan lokasi sekitar, karena masyarakat berbondong-bondong merapat ke lokasi kejadian.

Untuk lalu lintas, petugas mengoptimalkan satu jembatan baru yang letaknya di sebelah Timur. Bagaimanapun kondisinya, arus lalu lintas diupayakan tetap lancar.

Salah satu petugas Kecamatan Widang, Abdul Majid, membenarkan jembatan yang ambruk merupakan bangunan lama yang diresmikan sekitar tahun 1983 silam. Dengan usia selama itu, dirasa sudah waktunya ada perbaikan ulang.

"Peresmiannya jembatan yang ambruk tahun 1983," pungkas pria yang bekerja di kantor Kecamatan Widang sejak 1983 itu. (Aim)

 

Sumber:http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/jembatan-lama-widang-babat-ambruk

Kades di Tuban Laporkan Pengusaha Ring 1 Holcim ke Polisi

Kades di Tuban Laporkan Pengusaha Ring 1 Holcim ke Polisi

14831 600x600

dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban- Kepala Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Mastur, melaporkan oknum pengusaha ring 1 Holcim asal Desa Karangasem, Kecamatan Jenu, Pujiharto, ke polisi karena merasa diperas. Pelapor dimintai uang di luar fee hasil mediasi oleh terlapor sebesar Rp30 juta.

Pujiahrto adalah Koordinator Lapangan (Korlap) demo di Holcim pada 2 April 2018 lalu.

“Padahal fee sudah saya serahkan dan ada kwitansinya tapi yang bersangkutan tetap minta lagi,” ujar Kades Mastur, saat dikonfirmasi suarabanyuurip.com, di kediamannya, Selasa (10/4/2018).

Setelah mediasi demo waktu lalu, lima kades yakni Merkawang, Glondonggede, Mliwang, Karangasem, dan Kedungrejo, yang memiliki CV Berdikari sebagai pemenang lelang scrap besi Holcim telah beriktikad baik memberikan fee ke pengusaha yang kalah. Meskipun aturan main lelang terbuka, sebenarnya tidak ada fee karena semua pengusaha siap berkompetisi satu dengan lainnya. 

Awalnya pengusaha yang kalah minta fee Rp150 juta, tapi ditawar Mastur Rp15 juta. Tawar menawar terus terjadi hingga si pengusaha minta Rp40 juta, dan CV Berdikari sanggup memberikan Rp30 juta. Setelah uang fee diserah terimakan ke salah satu pengusaha bernama M. Sahlan, ternyata Pujiharto pada Senin (9/4), sekitar pukul 14:00 WIB, datang ke rumah Mastur untuk menagih fee. 

“Dengan nada tinggi yang bersangkutan menagih fee dan menyobek kwitansi serah terimanya," terang Kades berusia 53 tahun itu. 

Pujiharto, kata Mastur juga mengancamnya. Mastur pun merasa tersinggung karena iktikad baiknya sudah memberikan fee, tapi masih ditagih. Atas pertimbangan dan dukungan empat kades lainnya, akhirnya Pujiharto dilaporkan kepolisi atas tuduhan pemerasan. 

Mastur mengaku secara pribadi dirinya juga tidak terima dengan penyobekan kwitansi yang terdapat lambang negara di materai. Sikap tersebut sudah merupakan penghinaan terhadap dirinya, apalagi itu dilakukan di dalam rumahnya.

“Semoga dari kasus ini para pengusaha lebih sportif dan kompetitif lagi soal lelang," harapnya. 

Senada diungkapkan Kades Glondonggede, Kecamatan Tambakboyo, Kastur. Menurut dia, melaporkan Pujiharto ke polisi sudah pas karena lima kades sudah memiliki niat baik tapi tak dihargai. 

“Padahal kalah menang lelang itu hal wajar dan yang kalah harus legowo," sergahnya. 

Dia juga heran dengan sikap Pujiharto, karena pengusaha lainnya yang kalah lelang sudah menerima dan bersyukur masih dapat fee. Diduga permintaan uang ke Kades Merkawang tersebut, sebagai kepentingan pribadi bukan asosiasi pengusaha ring 1 Holcim.

Dikonfirmasi terpisah, Pujiharto, mengaku kaget jika urusan fee berdampak panjang dan masuk urusan polisi. Dijelaskan jika kedatangannya di rumah Kades Merkawang, hanya untuk menjernihkan duduk perkara. 

"Intinya yang menerima uang itu tidak berkapasitas mewakili pengusaha ring 1 Holcim," jelasnya. 

Pujiharto juga menyangkal jika dituduh telah memeras dan meminta buktinya. Karena saat dia datang ke rumah Mastur juga ada saksi. Karena itu dia mempersilahkan jika mau melaporkannya ke aparat.

“Saya tidak berniat memeras, hanya menagih hasil mediasi. Soal penyobekan kwitansi saya khilaf karena sedang emosi," terangnya. 

Sebatas diketahui, lelang scrap anval besi PT Holcim pada bulan Maret 2018 sebanyak 50 ton yang dimenangkan oleh CV Berdikari miliki lima kades. Untuk harga per kilogramnya sekitar Rp7.300. (aim)

 

Sumber:http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/kades-di-tuban-laporkan-pengusaha-ring-1-holcim-ke-polisi

Bayi Perempuan Ditemukan Tak Bernyawa di Pantai Sugihwaras Jenu

Bayi Perempuan Ditemukan Tak Bernyawa di Pantai Sugihwaras Jenu

IMG 20180327 WA0033

dilansir dari kabartuban.com – Mayat bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan di pantai Desa Sugihwaras Kecamatan Jenu Tuban. Mayat bayi yang masih menempel tali pusar di perutnya itu terombang ambing air laut di pantai tanpa pembungkus, tepatnya di utara mess PT. TPPI Tuban, Selasa (27/03/2018).

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan media ini, penemuan bayi malang tersebut pertama kali diketahui oleh Mujito, seorang tukang ojek yang beroperasi di wilayah tersebut. Awalnya Mujito mengira bahwa yang dilihatnya terseret ombak sampai ke bibir pantai itu adalah boneka, namun ternyata mayat bayi perempuan yang masih terdapat tali pusarnya dalam posisi terlentang.

“Selanjutnya Mujito melaporkan ke Pos Satpam mess TPPI, kemudian dilanjutkan ke Polsek Jenu,” terang Kapolsek Jenu, AKP. Elis Suendayati.

Lebih lanjut Elis mengatakan, selaku Kapolsek Jenu bersama tim identifikasi Polres Tuban melakukan olah TKP dan membawa mayat bayi perempuan tersebut ke RSUD dr. Koesma untuk dilakukan visum.

“Sepertinya terseret ombak sampai ke pinggir pantai. Saya tidak mencium baru yang terlalu menyengat dari bayi itu, mungkin belum lama bayi itu dibuang,” kata Elis kepada kabartuban.com saat dikonfirmasi. (Dur) 


Sumber:http://kabartuban.com/bayi-perempuan-ditemukan-tak-bernyawa-di-pantai-sugihwaras-jenu/22102

Ha! Daftar Pemilih Potensial Non e-KTP Tuban Capai 29.746 Jiwa

Ha! Daftar Pemilih Potensial Non e-KTP Tuban Capai 29.746 Jiwa

non ktp



 dilansir dri blokTuban.com - Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang dirilis KPU Kabupaten Tuban sebanyak 932.247 pemilih untuk mengikuti Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2018. Rincian yang terdiri 460.203 pemilih laki-laki dan 472.044 pemilih perempuan itu sudah diumumkan di 20 kecamatan.

Dari DPS yang diumumkan sejak tanggal 24 Maret sampai dengan 2 April 2018 itu, ternyata terdapat puluhan ribu daftar pemilih potensial non Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) belum masuk ke dalam DPS. Tidak tanggung-tanggung jumlahnya mendekati 30 ribu jiwa.

"Untuk daftar pemilih potensial Non KTP elektornik (e-KTP) totalnya sebanyak 29.746 yang sebagaimana pada lampiran formulir Model AC3-KWK," terang Komisioner KPU Kasmuri kepada sejumlah wartawan usai rapat pleno rekapitulasi DPS berapa waktu lalu.

Dengan kondisi tersebut, pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan Disdukcapil setempat untuk dicek di database kependudukan. Sehingga apabila tercatat akan diterbitkan surat keterangan.

"Bagi pemilih non e-KTP akan kita serahkan ke Dukcapil, jika ternyata terbukti warga Tuban akan kita masukkan ke DPT nantinya," tegasnya. [rof/col]

 


Sumber: http://bloktuban.com/artikel-read.php/?show=14088-ha-daftar-pemilih-potensial-non-e-ktp-tuban-capai-29746-jiwa.html
Dibutuhkan: Pendamping Pemberdayaan Masyarakat Semen Gresik

Dibutuhkan: Pendamping Pemberdayaan Masyarakat Semen Gresik

loker sg dilansir dari blokTuban.com - Dibutuhkan, tenaga profesional, handal dan inovatif untuk mengisi jabatan pada Program Pemberdayaan Masyarakat Semen Gresik (P2M-SG) sebagai:

1. Fasilitator Koordinator Kecamatan

2. Fasilitator Desa

Syarat dan kualifikasi:

1. Perempuan atau Laki-laki

2. Pendidikan minimal D3/S1

3. Tidak terikat pekerjaan di Program Pendampingan yang lain.

4. Menguasai komputer (Ms Office, Excel, dan Power Point).

5. Mempunyai pengalaman kerja di bidang pemberdayaan masyarakat selama minimal 3 tahun.

6. Komunikatif, mampu bersosialisasi dengan baik, perspektif gender, dan bisa membangun kerja tim.

7. Mempunyai SIM C.

Bagi yang memenuhi syarat, silakan mengirim lamaran, pas photo,  berikut Curriculum Vitae (CV) ke kantor Program Pemberdayaan Masyarakat Semen Gresik (P2M-SG), Jalan Sejahtera II no.4, Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.

Pendaftaran setiap jam kerja, dibuka pukul 09.00-16.00 WIB mulai tanggal 26-29 Maret 2018.

Cp: 08113391926

Email: kpr_tuban@yahoo.com




Sumbru: http://bloktuban.com/berita-read.php/?show=14076-dibutuhkan-pendamping-pemberdayaan-masyarakat-semen-gresik.html
Kemenkopolhukam Dijadwalkan Kunjungi Lokasi Kilang Tuban

Kemenkopolhukam Dijadwalkan Kunjungi Lokasi Kilang Tuban

14679 600x600

dilansir dari SuaraBanyuurip.com Ali Imron

Tuban- Mulai tanggal 21-23 Maret 2018, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) Republik Indonesia (RI) dijadwalkan mengunjungi lokasi Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban yang terletak di Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

"Besok baru rapat persiapan kunjungan, Mas," ujar Kasi Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol Setda Tuban, Ike Rahmawati, kepada suarabanyuurip.com, melalui pesan singkatnya, Selasa (20/3/2018).

Ike sapaan akrabnya, belum mengetahui detail, maksud kunjungan tersebut maupun berapa jumlah tim yang datang ke Bumi Wali (sebutan lain Tuban). Pada intinya, Pemkab Tuban sebagai tuan rumah akan menyambut kedatangan tim Kemenkopolhukam dengan sebaik-baiknya.

Sesuai jadwal kunjungan yang diterima suarabanyuurip.com, Kemenkopolhukam tanggal 21 Maret tim baru berangkat menuju Tuban menggunakan jalur udara dari Jakarta menuju Surabaya. Tanggal 22 Maret tim rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di rumah dinas Bupati Tuban.

Dilanjutkan kunjungan lapangan di dua titik, yaitu lokasi Kilang pengolahan minyak patungan Pertamina dan Rosneft Oil Company Rusia dengan kapasitas produksi 300 Barel per hari (Bph), kemudian di lokasi gudang garam di Desa Cempokorejo, Kecamatan Palang. Untuk tanggal 23 Maret tim Kemenkopolhukam bertolak ke Jakarta.(Aim) 

 

 

Sumber: http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/kemenkopolhukam-dijadwalkan-kunjungi-lokasi-kilang-tuban

Pemkab Respon Sikap Tertutup Warga Remen-Mentoso



dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Jawa Timur, langsung merespon sikap warga Remen-Mentoso, Kecamatan Jenu yang tertutup terhadap proyek Kilang NGRR Tuban. Semua hal yang berkaitan dengan proses pembebasan lahan, masih berada di tangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.

"Itu hak warga jika menolak menggunakan jalur hukum," ujar Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban, Rohman Ubaid, kepada suarabanyuurip.com, di kantornya, Jumat (16/3/2018).

Ubaid sapaan akrabnya mengaku, belum mempelajari Pasal 7 ayat 2 UU Nomor 2 tahun 2012, yang menyebut pembangunan infrastruktur minyak baru mempunyai nilai sebagai pembangunan untuk kepentingan umum apabila ada keterkaitan dengan usaha hulu minyak dan gas bumi berupa kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Migas.

Apabila regulasi tersebut yang digunakan alasan warga, Pemkab tidak mempersoalkannya. Kendati demikian, ada Perpres Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Kilang Minyak patungan Pertamina-Rosneft Rusia juga diatur dalam Perpres tersebut bersama dengan 225 proyek nasional lainnya.

"Yang Pemkab ketahui Perpres mengatur teknis dari UU," jelas mantan Camat Jenu itu.

Mendapat respon keras dari warga Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), sedang mempelajari dengan sungguh-sungguh ketentuan perundangan yang terkait dengan pembangunan Kilang NGRR Tuban. Upaya ini dilakukan, agar pemerintah tidak salah melangkah.

“Harus ada payung hukum yang tepat agar tidak salah dikemudian hari,” sergah Kabiro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Jatim, Anom Surahno.

Anom sapaan akrabnya mengklarifikasi, jika timnya tidak akan melakukan konsultasi publik dalam waktu dekat sebagaimana pemberitaan sebelumnya. Pihaknya selaku tim pembebasan lahan, masih melakukan pendekatan dari hati ke hati dengan masyarakat.

“Yang dilakukan sekarang adalah memfasilitasinya saja,” terangnya.

Dengan memperhatikan semua masukan dan saran dari semua komponen masyarakat, Anom akan menggunakan pendekatan persuasif. Harapannya proyek kilang patungan Pertamina dengan Rosneft Oil Company asal Rusia kondusif.

Sementara, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban, Miyadi, belum memberikan statmen perihal penolakan warga terhadap Kilang Tuban melalui jalur hukum. Pesan yang dikirimkan sejak hari Kamis (15/3) belum direspon.(Aim)

sumber: http://m.suarabanyuurip.com/kabar/baca/pemkab-respon-sikap-tertutup-warga-remen-mentoso


Helikopter Kepresidenan, Jadi Tontonan Gratis





dilansir dari  kabartuban.com – Ratusan masyarakat antusias berkumpul di sekitar Alun-alun Tuban, mereka bergerombol hanya untuk melihat Helikopter Kepresidenan yang akan dinaiki Presiden Joko Widodo lepas landas untuk meninggalkan Bumi Wali, Jum’at (9/3/2018).

Ternyata hal tersebut menjadi hiburan gratis yang memikat bagi masyarakat Tuban dan sekitarnya.

Dari pengakuan warga setempat, meski tidak pertama kali ada Helikopter mendarat di Alun-alun, akan tetepi ini Helikopter Kepresidenan pertama kali yang mendarat di Tuban, dan peristiwa tersebut menjadi pengalaman unik bagi warga sekitar.

Seperti yang disampikan Masitoh (35) warga setempat, yang mengaku sengaja datang ke taman kebanggaan warga Bumi Wali ini, karena ingin melihat Presiden yang akan kembali ke Istana Negara dengan naiki Helikopter.

“Belum pernah seumur-umur lihat pesawat mendarat, jadi pingin lihat. Apalagi kendaraannya Presiden mas, sekalian referensing,” ujar Masitoh.

Meski helikopter yang akan membawa Mantan Gubernur DKI Jakarta ini belum tiba di berangkat , masyarakat antusias menunggu presiden Jokowi bersama Ibu Negara naik.

Hal senada juga dikatakan Nur Aini, ia datang bersama keluarganya hanya untuk melihat orang nomor satu di Indonesia ini, di hari akhir mengunjungi Kabupaten Tuban.

“Senang mas tadi di sapa Pak Jokowi, ini mau melihat pamitan pak Presiden  sama rakyatnya yang ada di Tuban, dan ada juga menonton helikopter mas, ” tambahnya.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan di Kabupaten Tuban, sejak Kamis- Jum’at atau 8-9 Maret 2018 untuk mengikuti kegiatan panen raya tanaman jagung di Desa Ngimbang, Kecamatan Palang dan menyerahkan SK Kehutanan Sosial. (Dur)



 sumber: http://kabartuban.com/helikopter-kepresidenan-jadi-tontonan-gratis/21913

Mobil Dinas Presiden Diserbu Warga





dilansir dari kabartuban.com – Kedatangan orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo menyedot perhatian dan antusias masyarakat Tuban. Tidak hanya petani penggarap lahan di Desa Ngimbang, Kecamatan Palang yang berkesempatan melaksanakan panen raya jagung bersama sang Presiden.
Warga yang tidak mendapatkan kesempatan menyapa langsung Presiden, justru menyerbu kendaraan dinas Presiden bernopol Indonesia yang terparkir di depan Kantor Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Tuban, saat Presiden Jokowi akan meninggalkan Bumi Wali dengan Helikopter Kepresidenan.
Tanpa ragu, warga yang sebagian besar ibu-ibu langsung  menggunakan beground kendaraan tersebut untuk berswa foto, ataupun meminta bantuan warga lain untuk sekedar mejeng didepan kendaraan Dinas Presiden.
“Foto mas nanti mau di upload di facebook,” uja seorang ibu yang mengaku bernama Widya usai berfoto didekat mobil Dinas Presiden.
Seakan-akan sudah dikordinir, tanpa ada komando ibu-ibu muda ini bergantian berfoto didekat mobil presiden, bahkan ada yang bersandar di mobil berwarna hitam itu untuk diambil gambarnya.
Masih di kawasan alun-alun Tuban, Nunik, seorang ibu muda lain asal Kecamatan Palang mengatakan, Presiden Jokowi merupakan sosok yang ramah dan tidak ragu terjun ke desa-desa untuk menyapa rakyatnya. Setahu dia, Presiden Jokowi ini sudah kesekiankalinya berkunjung ke Kabupaten Tuban, dan menyedot perhatian masyarakat.
“Beliau Presiden yang cukup ramah, dan sudah keberapa kali datang kesini,” katanya.
Nunik sendiri datang dari Kecamatan Palang bersama kedua anaknya, untuk melihat seca langsung sosok mantan Gubernur DKI ini. Bahkan sejak jam 11.00 Wib  dia sudah ada di Alun -alun untuk melihat Presiden, sebelum terbang melanjutkan perjalananya naik Helikopter yang terparkir di alun alun Kabupaten.
“Mau melihat  pak Presiden, sekalian ajak anak-anak biar lihat Helikopter-nya,” terang Nunik, yang kemudian meminta agar difoto oleh wartawan kabartuban.com(Luk)


sumber: http://kabartuban.com/mobil-dinas-presiden-diserbu-warga/21918

Petani Tuban Curhat Ke Presiden Jokowi




dilansir dari kabartuban.com – Mendapatkan kesempatan berbicara secara langsung dengan Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo tidak pernah terbayangkan sebelumnua oleh Sujiem, petani warga Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.
Bahkan diatas lahan garapanya, Sujiem bersama Presiden sempat memetik beberapa tongkol jagung saat melaksanakan panen raya bersama masyarakat petani di Ngimbang lainya, Jumat (9/3/2018).
Tak menyianyiakan kesempatan tersebut, Sujiem langsung curhat pada pimpinan tertinggi negara, terkait beberapa hal yang masih menjadi kesulitan bagi dirinya dan sebagian besar petani di negara ini, yakni soal sulitnya mendaptkan pupuk, serta mahalnya harga pupuk saat dibutuhkan petani pada musim tanam.
“Tidak mimpi apa-apa mas,  saya senang sekali bisa ngobrol sama bapak Presiden,” kata Sujiem saat ditanya kabartuban.com usai acara.
Menurut Sujiem, harga pupuk saat musim tanam hampir menembus seratus ribu, hal tersebut membuat petani sangat keberatan, disamping harga yang tinggi, keberadaan pupuk terkadang sulit ditemukan membuat petani harus mengeluarkan biaya lebih, mencari dan membeli bahan penyubur untuk tanaman mereka.
“Semoga setelah dikunjungi Pak Presiden bisa lebih mudah dapat pupuk, maupun bibit yang harganya juga mahal sekarang ini,” terang perempuan yang mengenakan baju merah saat mengikuti acara panen raya bersama Presiden RI.
Dihadapan Presiden Jokowi, Sujiem juga menyampaikan jika sebagian besar petani sampai saat ini masih tergantung dengan tengkulak untuk modal tanam, akibatnya petani harus terikat penjualan hasil panen pada tengkulak, yang harganya berada dibawah harga semestinya atau lebih murah.
Menanggapi keluhan rakyatnya, Presiden Joko Widodo, langsung memberikan tanggapan, dan menyarankan kepada petani menjual hasil pertanian ke Bulog, dengan kelompok tani secara bersama-sama.
“Ya dijual di Bulog, nanti sama-sama kelompoknya,” kata Jokowi.
Sementara itu, soal pupuk, Jokowi langsung memerintahan kepada menteri BUMN, yang juga hadir dalam acara tersebut, untuk mencari tahu kemana pupuk yang sulit dicari petani itu, sebab dari pabrik barangnya ada.
“Ini pupuknya mahal, dan barangnya tida ada, padahal dari pabrik pupuknya ada, ini yang akan dicari sama Bu Menteri, tolong dicari barangnya kemana,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, persoalan pupuk cukup klasik, sebab setiap kegiatan turun ke petani, keluhan dan suara-suara dari petani soal pupuk hampir selalu didengar.
“Itu yang sering saya dengar dari petani, kalau saya turun ke desa,” pungkas Presiden Jokowi. (Luk)


 Sumber: http://kabartuban.com/petani-tuban-curhat-ke-presiden-jokowi/21908

Ratusan Warga Ikuti Sosialisasi Penolakan Kilang Tuban




dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban - Sebanyak 300 lebih warga Desa Mentoso dan Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, hari Minggu (18/2) siang mengikuti sosialisasi penolakan Kilang NGRR Tuban di sekitar Sumur Gede Dusun Mlangwe, Mentoso. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk doa bersama, itu bertujuan menolak adanya penggusuran proyek patungan Pertamina dan Rosneft Oil Company asal Rusia.

"Kita berdoa kepada penguasa Bumi dan leluhur Sumur Gede supaya dijauhkan dari adanya penggusuran," ujar perwakilan warga, Fatmiasi (32), kepada suarabanyuurip.com, usai doa bersama.

Mewakili suara ratusan ibu rumah tangga, perempuan berkacamata itu menegaskan, setiap generasi di Mentoso secara turun menurun telah dibesarkan oleh air Sumur Gede. Dasar inilah yang membuat setiap keluarga, memiliki ikatan batin kuat dan saling menjaga.

Warga sekarang tak terima, jika aksi penolakan proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph) dituding ada yang memprovokasi. Atas hak tanah yang dimiliki, warga menolak dari hati nurani karena tak ingin ada peralihan dari sektor pertanian ke industrialisasi.

"Jangan usik petani karena memiliki peran penting dalam ketahanan pangan," terangnya.

Lebih dari itu, acara sosialisasi penolakan Kilang Tuban ini sebagai wujud nyata sikap warga Remen dan Mentoso. Sesuai pesan sesepuh desa, ketika sudah komitmen menolak siapapun jangan ada yang mencoba berkhianat. Jika itu terjadi, oknum tersebut akan disanksi hukum adat warga Mentoso.

Terpisah, orator penolakan Kilang Tuban, Lailatul Fitriyah (25), menegaskan, warga Mentoso dan Remen sudah hidup bahagia dan sejahtera dari hasil pertanian. Tak ada jaminan, jika adanya kilang nanti kesejahteraan warga akan meningkat.

"Kami 100% menolak penggusuran Kilang Tuban," sergah alumnus Unirow Tuban.

Sebelum sosialisasi dimulai, setiap warga berbondong-bondong membawa hasil bumi dan tumpeng beserta lauk pauknya. Mereka kemudian mengitari Sumur Gede, yang selama ini airnya membawa berkah bagi warga.

Selain itu, masing-masing rumah warga juga ditempel spanduk/pamflet penolakan Kilang Tuban. Cara itulah yang digunakan warga, karena mencerminkan kearifan lokal. (Aim)

Sumber: http://m.suarabanyuurip.com/kabar/baca/ratusan-warga-ikuti-sosialisasi-penolakan-kilang-tuban


Kerugian Besar Jika Rosneft Gagal Investasi di Tuban



dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban - Adanya jalan terjal yang dihadapi tim pembebasan lahan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, seharusnya menjadi peluang bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban untuk hadir di tengah pemilik lahan warga Desa Remen, dan Mentoso, Kecamatan Jenu. Apabila kesempatan ini diabaikan, ada banyak kerugian yang dirasakan daerah jika Rosneft gagal berinvestasi di proyek Kilang NGRR Tuban dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari (bph).

“Pemkab harus bergegas untuk andil menyelesaikan persoalan di Jenu,” ujar Ketua Komisi A DPRD Tuban, Agung Supriyanto, kepada suarabanyuurip.com, melalui sambungan telepon genggamnya, Rabu (14/2/2018).

Agung menjelaskan, ada banyak faktor maupun resiko yang akan dihadapi Pemkab Tuban. Jika banyak daerah atau negara mempermudah investasi di daerahnya, akan menjadi sebuah kerugian ketika investor sebesar Rosneft tidak jadi di Tuban.

Alasannya, geliat ekonomi di Bumi Wali (sebutan lain Tuban) tidak akan meningkat jika hanya mengandalkan APBD sebesar Rp2 triliun lebih. Oleh karena itu, kunci untuk menyejahterakan masyarakat harus bisa menyukseskan investasi perusahaan Migas asal negeri beruang merah itu.

“Kerugian besar jika Rosneft tak jadi investasi,” tegas politisi PAN Tuban itu.

Lebih dari itu, jika investasi kurang lebih USD 15 miliar di Kilang Tuban gagal komunikasi antara Pemkab Tuban, Pemprov Jatim, Pertamina, dan warga perlu dievaluasi. Sebagai solusi tepat, Pemkab Tuban yang lebih memahami kearifan lokal harus bekerja keras membangun komunikasi.

Masyarakat Tuban sendiri sudah banyak hal  yang ditaruhkan, dengana danya industrialiasi di wilayahnya. Mulai tambangnya, polusinya, maupun komplesitas transportasi proyek tersebut.

Dulu masyarakat berfikir, dengan adanya pabrik Semen Indonesia, Semen Holcim, TPPI, TBBM Tuban, PLTU Tanjung Awar-awar, JOB P-PEJ maupun Pertamina EP Asset 4 akan mampu menyejahterakan dan mengurangi kemiskinan. Kendati demikian, realitasnya belum sesuai harapan.

“Otomatis ada sesuatu yang salah dalam mengelola potensi SDA di Tuban,” jelas Agung.

Pria ramah ini juga berpikir, penolakan warga Remen dan Mentoso terhadap Kilang Tuban harus dijadikan bahan intropeksi diri bagi Pemkab Tuban, Pemprov Jatim, maupun Pertamina. Sekaligus koreksi terhadap keputusan politik wilayah, yang selama ini dijalankan daerah.

“Penolakan warga telah menjadi media pengingat bagi pemerintah,” tambahnya.

Dalam menyelesaikan persoalan pembebasan lahan kilang, sangat dibutuhkan seni komunikasi kalau ditataran elit ada namanya seni membangun diplomasi. Sudah barang tentu, komunikasi di zaman orde baru dan zaman demokrasi saat ini berbeda.

Diyakini pula, semua masyarakat ingin maju, hidup sejahtera, berkecukupan, dan mapan. Apabila sekarang masih ada yang menolak, tentu ini menjadi pekerjaan rumah Pemkab sebagai tuan rumah dan paham akan kearifan lokal.

Menyikapi hal itu, Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban, Rohman Ubaid, mengaku, telah intens komunikasi dengan tim pembebasan lahan maupun Pertamina. Persoalannya, sampai sekarang bola kewenangan dari Pemprov Jatim belum diberikan ke daerah.

“Tanpa kewenangan itu tim di daerah belum bisa gerak,” sergah mantan Camat Jenu itu.

Adanya investasi Rosneft di Tuban, diakuinya menjadi kesempatan daerah untuk menyejahterakan masyarakat. Di samping itu pula, perlahan menurunkan angka kemiskinan yang saat ini masih bertengger peringkat 5 tertinggi se-Jatim.

“Apapun kebijakan dari tim pembebasan lahan jangan sampai ada yang dirugikan,” pintanya.

Perlu diketahui, secara resmi PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan perusahaan migas Rusia, Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD telah menandatangani akta pendirian perusahaan patungan, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

Perusahaan tersebut akan membangun dan mengoperasikan kilang minyak baru, yang terintegrasi dengan Kompleks Petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemial/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Untuk susunan direksi pada PT. Pertamina Rosneft Pengolahan Petrokimia, Presiden Direktur dijabat Amir H. Siagian. Sedangkan Alexander Dmitriev, dan Bambang Sembodo menjadi direktur.(Aim)

Sumber:
http://m.suarabanyuurip.com/kabar/baca/kerugian-besar-jika-rosneft-gagal-investasi-di-tuban


Tim Pembebasan Lahan Kilang Disurati Bupati Tuban

Tim Pembebasan Lahan Kilang Disurati Bupati Tuban

14378 600x600

dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim selaku tim pembebasan lahan Kilang NGRR Tuban, pada hari Senin (12/2) kemarin menerima surat dari Bupati Tuban, Fathul Huda. Isinya sebuah rekomendasi untuk segera melakukan sosialisasi, dan adaptasi dengan pemilik lahan Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

“Suratnya kami terima hari Senin kemarin,” ujar Kabiro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Jatim, Anom Surahno, kepada suarabanyuurip.com, melalui sambungan teleponnya, Selasa (13/2/2018).

Anom sapaan akrabnya, menjelaskan gerakan sosialisasi itu akan menggunakan pola yang baik. Apabila sudah berjalan, baru tim pembebasan lahan kilang patungan Pertamina-Rosneft Oil Company asal Rusia melibatkan awak media.

Surat Bupati Tuban tersebut, akan menjadi awal dimulainya ruang dialog dengan warga sekitar kilang. Apabila selama ini baru ada tiga pertemuan, melalui dialog warga akan sering sharing dan membincang masa depan masyarakat sekitar proyek.

Sebagai juru bicara Pemkab Tuban, Kabag Humas dan Protokol Setda, Rohman Ubaid, juga berencana membuka ruang dialog dengan masyarakat. Upaya tersebut menjadi bagian penting, kesuksesan investasi Rosneft di proyek berkapasitas 300 ribu Barel Per Hari (Bph) itu.

“Dalam dialog nanti semua keluh kesah dan harapan warga akan diakomodir Pemkab,” sergah mantan Camat Jenu itu.

Sekalipun Kabupaten Tuban hanya sebagai tuan rumah dan tidak memiliki kewenangan penuh, namun pemerintah akan selalu hadir di tengah masyarakat. Diharapkan, selama proses pembebasan lahan ada solusi terbaik untuk semua pihak.

Vice President Asset Strategy Pertamina, Achmad Syaihu Rais, menambahkan, kalau tahapan proyek kilang Tuban masih panjang. Sebelum masuk tenaga kerja, saat ini tim sedang konsentrasi membebaskan lahan di Desa Remen-Mentoso, Kecamatan Jenu.

“Semua ada tahapannya dan kami akan lebih kooperatif,” sergahnya.

Total nilai investasi kurang lebih USD 15 miliar. Pertamina-Rosneft sudah menyepakati komposisi saham perusahaan patungan PRPP, sebesar 55 persen saham untuk Pertamina dan sisanya 45 persen untuk Rosneft.

Adapun perkiraan produk BBM yang nanti akan dihasilkan NGRR Tuban adalah gasoline sebesar 80 ribu barel per hari, Solar 99 ribu barel per hari, dan Avtur 26 ribu barel per hari. Untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.(Aim)

 

 Sumber:http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/tim-pembebasan-lahan-kilang-disurati-bupati-tuban


lain-lain