Uncategories
Selain Kilang Minyak Tuban, Warga Juga Tolak Terminal LPG
Selain Kilang Minyak Tuban, Warga Juga Tolak Terminal LPG
dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
Tuban- Ratusan
warga Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur hari
Senin (2/7) kembali bergerilya menolak pembangunan pabrik Terminal LPG.
Pabrik gas LPG ini merupakan proyek awal, sebelum Kilang Minyak NGRR
Tuban, patungan Pertamina dengan Rosneft Oil Company asal Rusia.
"Kami menolak adanya Terminal LPG di Remen," ujar Korlap Warga Remen, Rusdiono (44), kepada suarabanyuurip.com, disela unjuk rasa di Balai Desa Remen.
Mewakili
warga, Rusdiono mengaku tak ingin hidup dikepung industri padat modal
dengan resiko kegagalan teknologi tinggi. Sebelum bergerak lebih jauh,
warga meminta kejelasan dari Kepala Desa (Kades) Remen, Eko Prasetyo,
dkarenakan pada waktu lalu, sempat bertemu Pertamina Pusat di Jakarta
membahas Terminal LPG.
Sayangnya
harapan warga bertepuk sebelah tangan. Ketika Eko Prasetyo ditelepon
Sekdes Remen, mengaku sedang berada di luar kota. Warga geram dan
menuding Kades tak transparan, dan sempat terjadi adu mulut dengan
Pemdes.
"Kami ingin mendengar langsung jawaban dari Kades bukan yang lain," tegasnya.
Tak
lebih dari dua jam, ratusan warga mengepung Balai Desa. Apabila Kades
tak kunjung datang, warga sempat mengancam akan menyegel gerbang balai
desa.
Suasana
sempat tak terkendali, dan mulai reda setelah Pemdes Remen mengumumkan
ke warga akan mengadakan pertemuan pada Rabu (4/7) besok. Pertemuan
resmi ini sudah disetujui Kades lewat telepon, disaksikan polisi, Pol
PP, TNI, dan warga.
Sekdes Remen, Tantomo, menyatakan tidak
tahu tujuan Kades ke luar kota di jam dinas. Saat ditelepon, Kades Eko
hanya menjawab kalau masih ada kepentingan di sana.
"Tak tahu apa tujuannya di luar kota," sergahnya.
Tantomo
sendiri sudah beberapa kali mengingatkan ke Kades, jika warga ingin
datang ke balai desa untuk menanyakan Terminal LPG. Dengan sangat
terpaksa, pertemuan ditunda dua hari lagi.
Soal
hasil pertemuan Kades di Jakarta waktu lalu pun, Sekdes tak
mengetahuinya. Dia hanya tahu Kades berangkat dan pulang dari Ibukota
setelah bertemu manajemen perusahaan Pertamina.
"Sampai detik ini saya tak tahu apa-apa hasil dari Jakarta," pungkasnya.
Sebatas
diketahui, sebelum meluruk balai desa, warga terlebih dahulu berkumpul
dan melakukan doa bersama ke leluhur dan Tuhan YME. Tepatnya di Sumur
Gede warga mengelilingi sumur, kemudian berdoa dilanjutkan makan
bersama. (aim)
sumber: http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/selain-kilang-minyak-tuban-warga-juga-tolak-terminal-lpg