Wakil Bupati, Noor Nahar Hussein |
Dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
Tuban- Setelah membaca surat warga Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Wakil Bupati, Noor Nahar Hussein, meminta warga untuk menunggu dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) Terminal LPG proyek PT Pertamina (Persero) keluar. Tanpa melihat dokumen tersebut, siapapun belum tahu pasti dampak dari proyek di lahan seluas 60 hektare itu.
"Tembusan itu ada, sudah saya lihat dan biasa saja," ujar Wabup Noor Nahar, kepada suarabanyuurip.com, saat ditemui di gedung DPRD Tuban, Rabu (25/7/2018).
Wabup dua periode itu, menegaskan akan melihat dulu prosedurnya seperti apa. Secara detail pemkab belum mengetahui rencana pembangunan terminal LPG.
Jika Amdal sudah keluar, tentu bisa dilihat seberapa serius dampaknya. Begitupula berapa radius itu berdampak bagi pemukiman penduduk.
Kalau ada dampak jelas, pemkab akan bertindak tegas. Pertamina harus mengeliminir, sekaligus memberikan jaminan kepada penerima dampak.
"Kalau ada dampak negatifnya harus ada kompensasi," terang pria kelahiran Kecamatan Rengel ini.
Noor Nahar mengaku heran, kwnapa masyarakat Remen heboh lebih awal. Padahal di Kilang PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) yang memproduksi LPG juga biasa saja.
"Kita semua juga belum tahu nantinya Terminal LPG bagaimana," ucapnya
Ditegaskan oleh Noor Nahar, jika Pemkab tidak akan diam dan berpangku tangan melihat warganya yang sengsara. Apabila jelas ada dampak, tentu pihaknya tidak akan memberikan izin ke proyek tersebut.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Remen, telah menyurati beberapa pejabat publik di kabupaten dan provinsi terkait penolakannya terhadap proyek Terminal LPG. Surat sebanyak enam lembar itu, berisi kajian hukum yang mengganjal proyek di atas lahan Pertamina seluas 6 hektare.
“Surat itu saya kirimkan ke Bupati Tuban, Ketua DPRD Tuban, Gubernur Jatim, Kepala Biro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jawa Timur, Dirut Pertamina, dan tembusannya ke beberapa intansi terkait,” pungkas warga Remen, Soewarto Darmandi, S.H. (aim)