dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
Tuban- Sebanyak 57 Kepala Keluarga (KK) Dusun Sumurpawon, Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menggelar doa bersama meminta pertolongan pada penguasa bumi agar sawah dan rumah mereka tidak digusur menjelang adanya pembebasan lahan proyek Kilang NGRR Tuban yang dilaksanakan Pertamina-Rosneft Oil Company asal Rusia.
"Syukuran ini juga untuk tolak balak. Ini bentuk kearifan lokal yang terus kami lestarikan," ujar perwakilan warga, Wasri (52), kepada suarabanyuurip.com usai doa bersama di samping sumur air tertua dusun setempat, Minggu (11/2/2018).
Sebelum memanjatkan doa ke penguasa alam, setiap kepala keluarga (KK) membawa tumpeng lengkap dengan lauk pauknya dari rumahnya masing-masing. Setelah berkumpul di titik yang ditentukan, tumpeng kemudian diarak mengelilingi sumur pertama yang menjadi cikal bakal makmurnya Dusun Sumurpawon.
Dengan cara itulah, lanjut Wasri, warga mengadu dan meminta pertolongan ke penguasa bumi yang selama ini merawat anak cucu warga Remen. Sebagai muslim yang taat, warga juga tak pernah melupakan kearifan lokal yang telah diajarkan leluhurnya.
Perempuan berusia setengah abad lebih itu, menegaskan warga Remen tak rela jika harus meninggalkan tanah warisan nenek moyangnya. Oleh karena itu, pengadaan lahan sebagai pengembangan safety Kilang Tuban tidak tepat.
"Kami percaya leluhur Sumurpawon juga tak ingin keturunanya digusur dari tanah kelahirannya" terang perempuan berkulit sawo matang itu.
Senada disampaikan warga lainnya, Suciati. Perempuan yang pernah menjadi perangkat Desa Mentoso, itu berharap penggusuran akibat adanya Kilang Tuban tidak terjadi. Rakyat dengan sekuat tenaga akan mempertahankan tanahnya karena tidak ingin menjualnya.
Selama ini warga Sumurpawon murni bertani tanpa ada usaha sampingan apapun. Secara turun temurun, profesi tersebut diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui tani, setiap empat bulan warga dapat mengantongi ratusan juta rupiah.
"Apapun dalihnya petani tak ingin digusur," sergah Suciati yang bertahun-tahun menetap di Bumi Sumurpawon.
Sebagaimana diketahui, pembebasan lahan di Desa Remen dan Mentoso merupakan permintaan dari Rosneft Rusia. Perusahaan Migas skala internasional itu, tak ingin safety Kilang Tuban disamakan dengan Kilang Cilacap, Balikpapan atau Cepu.
"Kalau lahan kilangnya seluas 64,9 hektare sudah ada karena itu milik Pertamina," pungkas Kabiro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov jatim, Anom surahno. (aim)
Sumber: http://m.suarabanyuurip.com/kabar/baca/warga-remen-berdoa-supaya-tidak-digusur