Wagub Sikapi Pembebasan Lahan Kilang Tuban

14363 600x600 


dilansir dari SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban - Selain bertemu para kyai di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Bejagung, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau lebih akrab disapa gus Ipul juga menyikapi bergolaknya pembebasan lahan Kilang NGRR Tuban di Kecamatan Jenu.

Calon Gubernur Jatim di Pilkada 2018 ini, meminta Pertamina maupun tim pembebasan lahan mengajak bicara dengan masyarakat terdampak. Pekerjaan Rumah (PR) Pemprov Jatim saat ini, bagaimana industrialisasi di wilayahnya mampu menyerap tenaga lokal sebanyak-banyaknya.

"Harus diajak bicara baik-baik para pemilik lahan itu," ujar Gus Ipul kepada suarabanyuurip.com, saat ditemui di Ponpes Sunan Bejagung, Sabtu (10/2/2018) kemarin.

Orang nomor dua di Jatim itu, mengklaim proyek Kilang patungan Pertamina dan Rosneft Oil Company asal Rusia jalan terus. Pembebasan lahan pun tinggal sedikit, karena 64,9 hektare lahan untuk kilang sudah ada karena milik Pertamina.

Sekalipun memiliki misi memajukan dunia pertanian, tapi dalam hal Kilang tidak demikian. Pengurangan lahan subur pertanian di kawasan Kilang Tuban, mulai Desa Remen, dan Mentoso tak bisa dihindari.

"Alih fungsi lahan subur menjadi pabrik itu salah satu masalahnya," terang Wagub Jatim itu.

Problem inilah yang bakal diatasi, dengan meningkatkan produktifitas lahan dengan sentuhan sains dan teknologi. Sekaligus meningkatkan indeks pertanaman pertanian di wilayah tersebut.

Apapun kondisinya, Wagub Jatim mengajak masyarakat yang menolak pengadaan lahan kilang duduk bersama dengan Pertamina maupun pemerintah daerah. Hanya dengan bertemu, semua persoalan akan ketemu solusinya.

Waktu lalu, seorang pemilik lahan di Desa Remen, Aguk Nugroho, mengaku tidak akan melepaskan lahannya untuk pengembangan atau safety kilang. Sekalipun ditawar harga tinggi maupun ditukar guling, warga tetap teguh pada pendiriannya.

"Ada 2.000 lebih warga yang menolak pengadaan lahan," sergahnya.

Pemilik lahan lain, Warto, meminta tim intelejen mampu menangkap sikap penolakan warga Remen dan Mentoso, Jenu selama bertemu Pertamina. Pertemuan pertama di hotel Willis, 700 warga yang datang saat sosialisasi hanya dijaga Polsek Jenu. Pertemuan kedua di gedung Paripurna DPRD Tuban, 10 orang dijaga 50 aparat, dan terakhir sosialisasi di gedung KSPKP Tuban, 2 orang perwakilan pemilik lahan dijaga 150 personel.

"Penjagaan tersebut menandakan ada yang menginginkan anarkis," terang pria yang pernah menjabat penegak hukum di Tuban itu.

Sekali warga Remen dan Mentoso berkata tidak menjual tanah, selamanya akan demikian. Apalagi pembangunan proyek Kilang Tuban, diduga telah melanggar Undang-undang (UU) Nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. (Aim)

 

Sumber: http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/wagub-sikapi-pembebasan-lahan-kilang-tuban